Memang dari wajah tak dapat mewakilkan isi hati yang ada.
Punya paras belum tentu dihatinya juga demikian tampannya.
Begitu pula dengan kecantikan seorang wanita.
Seringkali wanita terjebak akan ketampanan seorang lelaki yang dimana dalam lubuk ahtinya sang lelaki tak demikian setampan wajahnya.
Tak sedikit dari wanita yang terbuai akan sebuah kata.
Menurut pola fikir seorang wanita adalah kata dapat diartikan dari sebuah kepastian hidup karna wanita tak akan berkata bohong demi sebuah kepastian.
Tapi menurut cara pandag sang adam begitu berbeda, mereka akan lebih sering berkata tanpa arti dibandingkan dengan fakta dari maksud apa yang telah mereka ucapkan.
Mereka fikir wanita adalah mahkluk Tuhan yang lemah tanpa daya.
Sedangkan kaum hawa akan berkata sebaliknya begitu mendengar argumen demikian "Aku memang seorang wanita lemah yang bilamana jika kau lihat dari luar saja, namun dibalik kelemahan yang terdapat dalam jiwa ku adalah kekuatan tanpa batas. Kapanpun kami bisa merontah melawan kelemahan, Dimanapun kami berada akan ada kebajikan terhormat yang terpancar. Kami adalah pelengkap hidup matinya sang adam, kami adalah tulang rusuk adam yang jika tak ada (kami) adampun tak akan menjadi seperti sekarang. Sebaiknya kamu ada bersyukur akan adanya kehadiran kami kamu hawa. Bukannya malah menjatuhkan bahkan menindas keadaan kami."
Namun apa gerangan yang sang adam dapat balas ketika mendengar hawanya berkatademikian?
Punya paras belum tentu dihatinya juga demikian tampannya.
Begitu pula dengan kecantikan seorang wanita.
Seringkali wanita terjebak akan ketampanan seorang lelaki yang dimana dalam lubuk ahtinya sang lelaki tak demikian setampan wajahnya.
Tak sedikit dari wanita yang terbuai akan sebuah kata.
Menurut pola fikir seorang wanita adalah kata dapat diartikan dari sebuah kepastian hidup karna wanita tak akan berkata bohong demi sebuah kepastian.
Tapi menurut cara pandag sang adam begitu berbeda, mereka akan lebih sering berkata tanpa arti dibandingkan dengan fakta dari maksud apa yang telah mereka ucapkan.
Mereka fikir wanita adalah mahkluk Tuhan yang lemah tanpa daya.
Sedangkan kaum hawa akan berkata sebaliknya begitu mendengar argumen demikian "Aku memang seorang wanita lemah yang bilamana jika kau lihat dari luar saja, namun dibalik kelemahan yang terdapat dalam jiwa ku adalah kekuatan tanpa batas. Kapanpun kami bisa merontah melawan kelemahan, Dimanapun kami berada akan ada kebajikan terhormat yang terpancar. Kami adalah pelengkap hidup matinya sang adam, kami adalah tulang rusuk adam yang jika tak ada (kami) adampun tak akan menjadi seperti sekarang. Sebaiknya kamu ada bersyukur akan adanya kehadiran kami kamu hawa. Bukannya malah menjatuhkan bahkan menindas keadaan kami."
Namun apa gerangan yang sang adam dapat balas ketika mendengar hawanya berkatademikian?
@cininlia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar