Selasa, 17 Juli 2012

Monumen Nasional

Selamat Datang di Monumen Nasional.
Ini adalah sambutan kami dalam menyambut dan mengantar anda ke pintu masuk menuju Monumen Nasional.
Monumen Nasional didirikan atas gagasan dari Ir Soekarno. Tugu ini diarsiteki oleh Friedrich Silaban dan R. M. Soedarsono, mulai dibangun pada tanggal 17 Agustus 1961 sampai dengan tahun 1967.Dengan keluasan tanah 80 hektar, tinggi monas 132 meter dari atas tanah. Di bagian dasar monumen pada kedalaman 3 meter di bawah permukaan tanah, terdapat Museum Sejarah Nasional Indonesia. Ruang besar museum sejarah perjuangan nasional dengan ukuran luas 80 x 80 meter, dapat menampung pengunjung sekitar 500 orang. Ruangan besar berlapis marmer ini terdapat 48 diorama  pada keempat sisinya dan 3 diorama di tengah, sehingga menjadi total 51 diorama. Diorama ini menampilkan sejarah Indonesia sejak masa pra sejarah hingga masa Orde Baru masa pemerintahan Soeharto. 

Diketinggian 17 meter dari atas tanah terdapat pelataran cawan yang dimana dalam pelataran cawan terdapat Ruang Kemerdekaan. Ruangan ini memiliki 4 sisi, di dalam Ruang Kemerdekaan Monumen Nasional ini digunakan sebagai ruang tenang untuk mengheningkan cipta dan bermeditasi mengenang hakikat kemerdekaan dan perjuangan bangsa Indonesia. Naskah asli proklamasi kemerdekaan Indonesia disimpan dalam kotak kaca dalam pintu gerbang berlapis emas (Namun naskah tersebut sudah diduplikati dengan ukuran 4x dari naskah aslinya, dikarenakan naskah aslinya sudah hampir rapuh). Pintu mekanis ini terbuat dari perunggu seberat 4 ton berlapis emas dihiasi ukiran bunga Wijaya Kusuma yang melambangkan keabadian, serta bunga Teratai yang melambangkan kesucian. Pintu ini terletak pada dinding sisi barat tepat di tengah ruangan dan berlapis marmer hitam. Pintu ini dikenal dengan nama Gerbang Kemerdekaan yang secara mekanis akan membuka seraya memperdengarkan lagu "Padamu Negeri" diikuti kemudian oleh rekaman suara Soekarno tengah membacakan naskah proklamasi pada 17 Agustus 1945. Sisi selatan terdapat patung Garuda Pancasila sebagai lambang Negara Indonesia yang terbuat dari perunggu seberat 3,5 ton dan berlapis emas. Pada sisi timur terdapat tulisan naskah proklamasi berhuruf perunggu, seharusnya sisi ini menampilkan bendera yang paling suci dan dimuliakan Sang Saka Merah Putih yang aslinya dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 akan tetapi karena kondisinya sudah semakin tua dan rapuh, bendera suci ini tidak dipamerkan dan disimpan di Istana Merdeka. Sisi utara diding marmer hitam ini menampilkan kepulauan Nusantara berlapis emas, melambangkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dari pelataran cawan, diketinggian 115 meter bisa anda lihat pelataran puncak. untuk menuju pelataran puncak pada saat itu kita sudah mengenal apa itu lift. Namun lift yang terdapat di monas terbatas, batas maximum 11 orang. Mengapa demikian? Ini dikarenakan bentuk dari Tugu yang makin ke atas makin mengecil, selain itu lift tersebut dikelilingi oleh tangga darudat maka tidak ada tempat lagi jika lift ingin di perbesar muatannya. Luas pelataran puncak 11x11 meter dan dapat menampung 50 pengunjung. Diatas pelataran puncak ini terdapat Lidah Api Kemerdekaan yang terbuat dari perunggu dengan berat mencapai 14,5 ton dan dilapisi 50 kilogram emas seperti "Api Nan Tak Kunjung Padam". Selain itu jika dari puncak ini ada tengok kebawah, mata anda akan dimanjakan dengan pemandangan corak kain batik dari berbagai macam provinsi yg ada di Indonesia yang mengelilingi Tugu Monas.

Cukup sekian saya menemani anda dalam sejarah Monumen Nasional. Kita lanjutkan di sejarah lainnya. Byee....




@cininlia