Rabu, 13 Agustus 2014

Trip Sindoro - Solo

Holla Bloggers...

Kali ini Trip gue sama Rere ke Sindoro. Lagi-lagi keluar dari rencana yang sudah dibuat. Awal mula gue mau trip ke Dieng nih, beli tiket kereta jurusan Purwokerto dan anak lanjut naik bus untuk ke Dieng. Ketika gue sama Rere tiba di terminal Purwokerto, sebelum cari bus jurusan Dieng kita nyempetin buat sarapan nih.. Karena memang tiba di Purwokerto jam 06.30. Pas lagi asik sarapan tiba-tiba ada dua pendaki yang nyapa gue, dia tanya apa gue sama Rere mau naik gunung atau gak. Dan kita Jawab enggak, soalnya emang rencananya cuma mau ke Sikunir aja liat sunrise. Mereka nawarin join untuk naik Sindoro, gue cuma lirik Rere yang udah antusias diajakin naik Sindoro. Dan finally kita setuju untuk ikut naik gunung Sindoro yang berada di kawasan Wonosobo. Perlu digaris bawahi, gue sama Rere bener-bener gak ada persiapan untuk naik gunung, kita cuma bawa logistik seadanya dan baju hangat. Cuma itu !

Ini track awal menuju puncak Sindoro
Nama dua pendaki ini adalah Rizal (yang duduk samping Rere) dan Imam (yang berdiri). Mereka bawaannya siap mendaki banget, kerilnye mereka pun besar-besar loh guys... hahaha. Beda sama gue dan Rere yang cuma seadanya.

Track awal pendakian berbatu, kita pikir menuju pos 1 itu gak akan memakan banyak waktu tapi ternyata kita salah, menuju pos satu sangat jauh. Dan tidak ada bonus sedikit pun. Btw, ketinggian gunung Sindoro sendiri adalah 3.153 mdpl. Kebayang dong capeknya...

Selfi ditengah perjalanan
Karena ini pendakian pertama gue, jadi berasa banget capeknya. Gue orang yang sering banget minta istirahatnya. Dan karena ini pendakian pertama gue yang gak terduga. Ditengah perjalanan menuju pos 2 gue sempetin selfie dengan background track yang sudah bertemu dengan tanah yang berundak layaknya undakan tangga, tapi ini berbeda dengan anak tangga sewajarnya guys kerana undakan  tanah ini sangat melelahkan dan membutuhkan langkah kaki yang panjang.

Masak bareng pendaki lain di pos 3

Selfie di Camp
 Tibanya di pos 3 dengan susah payah dan rasa lelah yang membanjiri, kita langsung mendirikan tenda. Dan disana kita sudah bercengkrama dengan pendaki lainnya. Mereka welcome dengan pendaki lainnya, dan di depan tenda kita ada tenda pendaki dari Jakarta. Akhirnya pun kita masak bareng untuk makan malam. Menu makan malam kita adalah nasi olahan mentega, chicken wings, sayup soup, dan tempe goreng...

with Rere. Background : view g.Sumbing dipagi hari

pagi hari di gunung Sindoro

Tanggal 03 Agustus 2014, pukul 06.00. Menghirup udara pagi yang menyejukan dengan dilengkapi panorama nan cantik di Gunung Sindoro dan berlatar belakang Gunung Sumbing. Sebelum munculnya matahari gue udah ngerecokin tidurnya Rizal, Imam dan Rere... hehehe soalnya gue gak bisa tidur gara-gara Rere yang di geser-geser sama Rizal dan berimbas ke gue yang tidurnya paling ujung.

Pukul Tujuh nya kita udah siap mau naik ke puncak, tapi gue udah gak yakin sama diri gue sendiri. Makanya gue bilang sama Rizal kalau gue gak mau ke puncak. Tapi Rizal bilang "Semuanya kepuncak" dan itu gak bisa dibantah. Naiklah kita semua ke puncak Sindoro tapi belum baru sampai batu tatah gue udah gak sanggup kalau lanjut ke puncak dengan medan yang menurut gue parah banget, bukan undakan tanah lagi tapi lebih kemerayap diatas undakan batu-batu besar. Fiuhhh... Lelah banget.

background : Persawahan di Pacingan - Solo
Sekitar jam 1 siang kita udah sampai di basecamp. Dari pos 1 kita naik ojek karena gak mau lagi ketipu sama track awalnya yang lumayan jauh itu.. hihihi.

Gue sama Rere langsung salinan dengan pakaian bersih. Setelah selesai kita langsung cari rumah makan terdekat untuk melampiaskan rasa lapar yang sudah menghantui. Setelah makan, gue sama Rere ijin duluan karena masih mau lanjut ke Solo tempatnya eyang putri dari bokap, cerita mudik nih... hahaha

Tiba di Solo sekitar jam 7 malam, kita langsung mandi dan makan malam. Setelah itu tanpa basa-basi gue sama Rere langsung kunci pintu kamar rumahnya Pak De gue untuk tidur, dan paginya baru deh berasa semua badan puegelnya minta ampuuuuunnn... Sakit banget kalau digerakin badannya.

Tanggal 5 sore kita berdua baru deh balik Jakarta. Dan semuanya semua kegiatan kembali seperti semula di tanggal 07 Agustus 2014.

Segitu dulu yah guys, mungkin next tripnya akan ke Pulau Sebesi di Lampung Selatan. Sekalian bakti sosial bersama dengan Gress Adventure.





Minggu, 10 Agustus 2014

Cerita Satu Detik

from : +62813xxx
Cinta...

Sekian detik Cinta memperhatikan layar handphonenya. Ia sendiri sepertinya tak tahu siapa yang baru saja mengiriminya pesan.

to : +62813xxx
Sorry siapa ya?

Hanya itu yang bisa ia tanyakan, meskipun dihatinya ingin sekali meneriaki tebakannya.

from : +62813xxx
Ini aku, Randy.

Menurut kalian bagaimana? Ya! Tebakannya ternyata tepat. Dia Randy, mantan kekasih yang sudah lama hilang tanpa jejak tiba-tiba menghubunginya kembali.
Kalian pikir dia senang dengan dihubunginya kembali ia dengan mantan kekasih yang lama ia cintai?
Tidak, Cinta  bukannya senang malah risau karena ia takut jika kembalinya Randy hanya untuk mencari pelarian saja.

Begini... Cinta sudah putus dengan Randy sekitar tiga tahun yang lalu. Randy sudah move on selama 20 bulan belakangan ini dengan wanita lain yang menurutnya lebih baik dari Cinta. Cinta type wanita yang kurang bergaul, kurang cantik, kurang pintar, dan mungkin kurang segalanya. Tapi bukannya cinta tak mengenal semua itu? Yang cinta tahu bukannya tentang saling mencintai dan menyayangi? Dia salah tentang itu. Ternyata cinta pebih dari semua itu.

Sejak saat itu Randy terus menghubunginya. Sifat yang selalu bisa terbaca dari Randy adalah jika Randy berbohong dia tidak akan ingat dengan apa yang sebelumnya pernah ia rekayasa dan semua kenyataannya terekam oleh semua jejaring social nya.

Sebaiknya Randy lebih pintar dan lebih berpengalaman dalam ilmu merekayasa. Karena Cinta bisa dengan mudah tahu kalau dirinya sedang dibohongi.

Seperti saat ini, Randy mengajaknya bertemu di sebuah cafe. Ia ceritakan semua tentang apa yang Cinta tanyakan padanya. Tapi ia tak tahu kalau ternyata Cinta sudah lebih dulu tahu kunci jawaban dari soalnya.

Setelah pertemuan itu selesai, selesai pula komunikasi mereka. Randy kembali pergi tanpa jejak. Dan untungnya Cinta sudah memperhitungkannya sejak awal.

Beberapa minggu terlewati Cinta tahu bahwa Randy kembali dengan kekasihnya yang sempurna. Dengan kekasihnya yang anggun, pintar dan supel.Tidak sepertinya yang hanya menjadi media pelarian.

Randy yang sekarang mungkin bukan lagi Randy yang pernah di kenal Cinta, tapi selalu terselip doa yang ia panjatkan untuk mereka.

"Tuhan jagalah mereka, biarkan mereka bahagia diatas kebahagiaanku. Biarkan aku saja yang merasakannya, jangan kau tambah lagi syaf dibelakangku. Buat mereka selalu bersama hingga hayat mereka nanti."

Tak semuanya cinta bisa saling memiliki. Tak semua cinta bisa saling bersatu. Tapi inti dari keajaiban cinta adalah bisa saling bahagia meskipun tidak dalam satu kebahagiaan yang sama.


@celoteeeh