Selasa, 18 Juni 2013

Tentang Candra

29 Desember 2009
Ini adalah awal sebuah perkenalan resmi melalui situs jejaring social Facebook. Memang sudah kenal sebelum tapi tak pernah bertegur secara langsung sebelumnya. belum juga saling mengenal sifat antara satu dengan yang lain. kemudian lost contact.

22 Januari 2010
Perkenalan itu berlanjut ke sebuah pesan singkat (sms maksudnya biat keliatan baku aja gitu :D). Dari situ kita saling bertukar fikiran dan tertawa penuh canda, kecanggungan yang ada seperti sirna begitu saja. Makin hari maskin dekat walaupun belum pernah bertemu dan tak sering berhubungan.

1 Februari 2010
Pertemuan singkat itu berubah menjadi sebuah hubungan cinta. Hubungan tanpa syarat dan alasan mengapa bisa terjadi. Semuanya terjadi begitu cepat hinga akhirnya lambat laun saling mencintai dan menjaga.

Hubungan yang berlangsung selama 18 bulan lebih 3 hari itu penuh dengan sensasi (kaya rasa permen, manis asem asin ramai rasanya).Sudah saling kenal keluarga masing-masing. Sudah saling kenal sifat dan watak masing-masing pula. Bahkan ada perbahan sikap yang signifikan dari masing-masing dirinya yang jadi lebih baik. Banyak kenangan yang hampir susah buat dilupain, kenangan berharga yang selalu jadi pelajaran buat kedepannya, kenangan yang selalu ngingetin mana baik buruknya biar gak salah ambil jalan atau keputusan. Manis banget.

4 September 2011
Waktu lagi on the way puncak, tiba-tiba dapet sms kalo hubungan yang manis itu harus diakhiri. Sakiiiit banget rasanya. Masih jelas banget dalam ingetan kalo waktu itu lagi duduk manis di dalem mobil pake baju coklat panjang, kerudung abu-abu, celana jeans abu-abu. Mau nangis tapi malu. Mau terian tapi gak sanggup.

Susah buat ngelupain semuanya, semakin dicoba akan semakin nyakitin diri sendiri. Kalu sekarang menyesal ya sudah pasti, bahkan dari dulu saya menyesal mengapa harus ada perpisahan setelah ada pertemuan. Kenpa? Gak tau! Mungkin agak sedikit lebay tapi ini nyata. Hampir setiap malam saya dihantui oleh sebuah kenangan manis yang saya sendiri yakin itu tak akan terulang. Mustahil. Disetiap mimpi itu saya berdo'a semoga dia selalu menemukan kebahagiaannya dan saya mampu bangkit menyongsong kebahagiaan sama. meskipun tanpanya. Tanpa dia yang selalu ada dalam mimpi-mimpi pengundang tangis bahagia dan penyesalan.

Tulisan ini untuknya yang tak tahu kalau dirinya adalah bagian penting dalam hidup. Jadikanlah kebahagiannya menjadi kebahagiaanku juga Tuhan. Buat dia dan aku selalu bahagian dengan kebahagiaan masing-masing yang tentunya selalu dengan restu-Mu. Dan buatlah garis senyuman disetiap hari-hari ini Tuhan O:')

18 Juni 2013
Aku menulis ini semua dengan sebuah tangisan haru. Air mata yang selalu memaksa untuk membasahi pipi. Aku bahagia. Sungguh.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar