Selasa, 24 September 2013

Surat Kecil Untuk Tuhan

Dear Tuhan,


Entah apa yang selalu membayangi hari ku belakangan ini. rasa bosan seperti menyelimuti pagi. Pagi yang sering membuat riang namun dapat berubah menjadi sendu saat sendiri. Sempat terdiam dalam sepi yang kian mengepul didada. Aku merasakan kerinduan yang aku sendir tak tahu harus kepada siapa aku melabuhkannya. Aku sebut ini dengan rindu tak bertuan.

Kepada siapa aku harus mengadu? Tak dapat memejamkan mata di setiap malam itu menyakitkan Tuhan. Mungkin aku tengah lelah dengan semua ini. Terlalu muak untuk menyimpannya sendiri. Aku tegakkan pandanganku jauh lurus kedepan. Tekat ku bulat untuk tak lagi menoleh kebelakang, aku merasakan penolakan yang begitu kuat dikemudian hari.

Tuhan...
Disini kah aku harus menyerah pada keadaan yang tak kunjung membaik?
Menyerah untuk menjadi wanita kuat. menyerah pada kesulitan yang harusnya bisa ku tangkis dengan semua kekuatanku.

Tuhan...
Aku iri padanya yang bisa bahagia diatas tangisku. Aku iri padanya yang dengan mudah melupakanku. Padahal disaat aku bahagia dia masih mengganguku dengan segala caranya. Masih ingatkah kau dulu berusaha menggangu kebahagianku? Aku tak sedikit pun mencaci maki mu. Tapi disaat aku hanya ingin merindukanmu sejenak, kau mengusirku layaknya gelandangan di pinggir jalan yang kotor dan tak tahu aturan. Hatiku terisir atas perlakuannya, aku sakit karenanya, dan jika aku membencinya itu hal yang pantas? Adilkah ini untuk ku Tuhan???

Tuhan...
Jika memang ini jauh dari keadilan...
Buatlah hati ini ikhlas menerimanya. Dan selalu tunjukanlah kuasa-Mu dialam semesta ini.



With Love,
Cinintya Amalia



Tidak ada komentar:

Posting Komentar